Selasa, 09 Agustus 2016

Gerilya Imaji

Jam itu semakin kencang mendentangkan putarannya. Asa ku masih mengawang esok pagi. Ya,  esok pengumuman kelulusan seleksi masuk almamatermu. Ah.. rasanya aku seperti sedang patah hati. Perasaan yg merayap hingga darah seakan derasnya mengalir di nadi. Bodoh!! Gumamku dlm hati. Kenapa aku harus memikirkan kamu. Sedang kamu mungkin tak sedikit pun pernah mengingatku. Yah.. begitulah. Kau paham?

Ini sudah pagi Mas. Entah apa yg membuatku tak bisa memejamkan indra penglihatan ini. Entah karena pengumuman seleksi atau karena kamu? Kamu mungkin bertanya "kenapa aku?". Ya.. ada jantung yg berdetak kencang saat bersama mu pertama kali. Disana. Ya.. Di tempat itu. Kau ingat malam pertemuan kita pertama kali? Diperkenalkan, lalu saling membuka forum. Tiba-tiba hatiku membuka. Mungkin utk mu.
Hufhh... helaan nafas dlm hati ku pun menyerang malam itu. "Kenapa pertemuannya singkat sekali?" Sedang virus merah jambu kian menggoda utk mengenal mu lebih jauh. Astaghfirullah.. Allahumma ghfirlii. Ya Allah, ampuni aku.


Bagaimana mungkin sajak berirama, sedang tak ada rayuan rasa yg terbesit di dalamnya.
Bagaimana mungkin emosi bergejolak lalu meledak, tertikam rasa yg tak tahu harus disimpan atau terucap.
Bagaimana mungkin lentera itu menerang, sedang kita tak berani tuk menyalakannya.

Tersipu dengan pria berkacamata nan halus dan lembut. Mungkin hanya perkenalan kilat dan perdana. Aku benci rasa itu hadir di saat harus tak mengenal rasa.
Paksaan pun terjadi, menekan rasa pada mu. Tetap saja perasaan itu muncul dengan sendirinya. Apa mungkin karena aku sedang membuka diri?

Pihak ketiga pun bermunculan. Berbagai info, rekaan yg sering membuatku tersipu dan semangat mendekatimu. Malu ku sebagai wanita muncul ketika keberanianku utk sekedar berkomunikasi dengan mu via sosial media. Sungguh, beberapa kali bertemu dengan mu dan bertatap tak sanggup ku lakukan. Sifat cuek dan cara bicara 'rada' songong pun kerap terucap, betul?

^_^ Hahaha itu trik ku.

Malam ini. Ku ingin ungkapkan bahwa Perasaan ini telah Resmi Terucap, meski deskripsinya terlalu panjang. Ku ingin tulisan ini cepat kau ketahui, Mas. Agar aku tenang. Diriku bukanlah wanita yg pandai memendam rasa. Berat sekali. Sesekali jika ku lelah, kertas yg di hadapan ku bisa menjadi coretan indah. Kini aku membuatnya karena mu. Kini perasaanku kian lega. Terima kasih telah hadir di imaji dan hati ku.



Deenee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar diterima

JANJI BISU

Tentang sederet janji dan janji dalam lisan maupun tulisan Tentang sebongkah rindu dan pelukan hangat dari kekasih Tentang malu-malu y...